Jangan (asal) Beli Buku

Assalamualaikum Wr. Wb.

“Buku adalah Jendela Dunia”

Pepatah ini mungkin nggak asing lagi di telinga kita. Dan pastinya, sebagai orang tua, kita juga menginginkan sang buah hati bisa menjelajah dunia lewat buku, ya kannn..😉

Nah, menurut bunda, buku juga. ah yang cocok untuk sang buah hati?

Apakah yang berwarna-warni penuh ilustrasi? yang ada teks nya? yang bisa mengeluarkan bunyi? yang tipis? yang tebal? yang kecil? yang besar? yang banyak fiturnya? 🤔

Nah, biar nggak bingung memilih buku di antara banyaknya jenis buku yang ada..yuk baca kulwapnya Shalihah Motherhood yang berjudul..

“Jangan (asal) Beli Buku”

🧕🏻 Narasumber: Annisa ‘Icha’ Anastasia (Book Seller yang kebetulan pernah menulis)
⏳ Selasa, 15 Oktober 2019 pukul 20:00 WIB

Download resume: Jangan (asal) Beli Buku

Tanya Jawab dengan Bunda Icha

Adakah pengaruh saat buku yg kita berikan kurang tepat dg usia anak? Semisal usia dua bulan kita berikan pengenalan dg buku pengetahuan walau dg bahasa mudah. Bagaimana dan apa yang harusnya kita mulai kenalkan pertama pada anak ? Dari versi bahasa, Bahasa ibu (Indonesia) atau boleh dengan bahasa inggris dan lainnya ? Terkait huruf, abjad atau hijaiyah?

Jawab:

Kalau tanyanya dari sisi penelitian gitu, sejujurnya aku belum tau sejauh itu ya (siapa tau di sini ada yang tahu, boleh banget nih sharing di sini). Tapi yang pernah aku tau, cuma ini pun debatable ya. Ada yg berpandangan : jangan terlalu banyak memberikan inputan kognitif pada anak, karena bisa memperberat dirinya. Ada yang justru, meyakini otak manusia ini sangat bisa dioptimalkan. Yang pandangan awal itu bahkan katanya bisa menimbulkan stress tanpa sadar. Wallahu’alam ya.

Aku sekali lagi sejujurnya sampai detik ini belum tau lebih lanjut sebenarnya seperti apa, mana yang benar mana yg keliru, atau gimana-gimanya. Tapi kalau pengalamanku pribadi ke Farzan selama ini, aku gak pernah membatasi Farzan dengan buku sesuai usia. Menurutku bukan bukunya yg disesuaikan dengan usia, tapi cara kita menyampaikan yang disesuaikan dengan usia.

Farzan sekarang masih 5 tahun. Tapi aku gak masalah memperkenalkan buku yang aku sendiri waktu baca aslinya pusing sih.

Balik lagi, karena buatku, buku itu alat bantu, bukan tujuan.

Karena aku gak mampu hafal di luar kepala segala sesuatu, bukulah yang membantu aku menyampaikan apa yg mau aku sampaikan ke Farzan. Yang jadi PR itu adalah kitanya, orangtua/fasilitatornya. Mau bagaimana memanfaatkan alat bantu yang ada tadi.

Jadi bisa aja, waktu usianya masih under 1y, aku pakai buku itu hanya sebatas pengenalan kosakata, yang ada contoh gambar nyata. Misal ensiklopedi. Kalau buat bayi kayaknya ko berat ya? Ya aku pakai hanya gambarnya. Aku tunjuk gambar dan sebut namanya saja. Misal hewan a, b, c , d dst. Tapi penjelasan rinci hewan itu hidup di padang savana, atau tinggal di air tawar, atau kutub utara ya gak perlu aku sampaikan saat itu juga.

Sumber:
Panduan Perjenjangan Buku Nonteks Pelajaran Bagi Pengguna Perbukuan – Balitbang dan Puskurbuk Kemendikbud (2018)

Kalau yang sebelumnya itu kan menurut pengalamanku. Kalau menurut Balitbang dan Pusat Kurikulum dan Perbukuan Kemendikbud, ada pembagian sasaran pembaca dengan buku seperti ada tabel di atas.

Sebenarnya pembagian-pembagian jenis buku dan usia ada juga dibahas di buku Ibu Roosie Setiawan, yang judulnya Membaca Nyaring. Fokusnya terutama untuk anak usia di bawah 2 tahun ya. Kalau saya tuliskan di sini bakalan super panjang, saya sih saranin ibu-ibu beli dan baca sendiri bukunya. Tapi secara garis besar, inti utama yg saya tangkap utamanya adalah, awali dengan sesuatu yg sekiranya akan membuat anak tertarik dengan benda bernama buku. ✅

Kuliah Whatsapp Jangan (asal) Beli Buku selengkapnya dapat di download pada link berikut ini.

Jangan (asal) Beli Buku

Resume boleh di-share dengan disertai sumber dan ijin dari kami, Shalihah Motherhood, sebagai komunitas penyelenggara.

Wassalamualaikum Wr. Wb.